HIDUP JAYA SERVICE CENTER

Minggu, 08 Maret 2015

BCS "NO POLITICA-ISME!"


Politik bagi bangsa ini bukanlah barang “mistis” lagi bagi masyarakat pada umumnya. Hati dan otak kita sudah terbiasa dengan nyanyian politik yang terdengar serak-serak kejam. Akhir-akhir, politik menjadi topik pembicaraan yang sangat renyah setiap disudut “kumpul-kumpul” masyarakat kita.
 Ya, setiap orang sangat dengan mudah membicarakan, menyentuh dan berkubang dalam urusan perpolitikan. Setelah demokrasi menjadi opsi yang dianut oleh bangsa ini, politik menjadi garis tebal yang harus diwaspadai dan dapat masuk tanpa permisi dalam berbagai sektor, tak terkecuali dunia sepak bola. Mari tutup rapat celah itu dari tribun kami. Silahkan magazer merenungkan dahulu apa itu politik bagi sepak bola diawal pembahasan ini.

Politik tidak perlu ada dan tidak pantas masuk dalam sepakbola. Jika politik diperkenalkan menyusup dengan baik, hal ini dapat memiliki efek negatif pada suporter maupaun klub. Namun sayangnya, banyak klub dan suporter dalam atau luar negeri yang dibackup oleh kepentingan politik semata. Pada umumnya dalam kalangan suporter, politik masuk sebagai hasil fanbase mereka untuk menjadi suporter besar atau politik hadir setelah suporter menjadi besar.

Bahkan yang lebih buruk lagi, adalah ketika klub sudah diseting hanya untuk kepentingan sekelompok orang saja. Mereka hanya menggunakan sepak bola sebagai alat untuk mengumpulakan uang sebanyak-banyaknya dari penjualan tiket dan sejenisnya. Seharusnya, sepak bola adalah permainan untuk semua orang tidak peduli dengan pandangan politik yang dianut, latar belakang kebangsaan mereka dan darimana dia berasal. Oleh karena politik harus diharamkan dalam sepak bola. Bila dihalalkan, sepak bola hanya akan permainan bisnis untuk kelompok “mafia”. Kedepannya bila hal ini terjadi, mungkin  kita tidak akan menemukan iklim sepak bola yang suci dan suasana yang ramah dalam stadion.

Sepak bola memang sebuah ilmu sihir abadi. Sebegitu hebatnya kepentingan politik merevolusi sepak bola menjadi sebuah permainan sarat dengan saraf kekuasaan. Tengoklah saja siaran langsung sepak bola tanah air yang sering mengekspos akan datangnya pejabat negeri ini daripada merekam gol indah dari permainan anak daerah negeri ini. Harus kita sadari begitu besarnya pengaruh sepakbola bagi masyarakat dalam negeri ini. Namun negeri ini sejatinya akan lebih indah jika sepak bola ’tercemar’ oleh kepentingan politik dan golongan, karena sepak bola milik sejuta umat.

Pesta demokrasi (bukan) pesta sepakbola
Pada tahun 2014 masyarakat kita akan berpesta menyambut tahun politik ini. Sebagai warga negara yang baik, sebaiknya kita juga meletakan suara politik pada tempatnya. Politik merupakan salah satu hak dasar warga negara dalam sebuah tananan negara dengan paham
demokrasi. Demokrasi pada dasarnya bertumpu pada kedaulatan warga negara yang dengan jelas menuntut partisipasi warga negara untuk peran serta berpolitik. Politik menjelma menjadi hak dan kewajiban, hak politik warga negara merupakan bagian dari konstitusi yang harus dilaksanakan. Sedangkan berdasar asumsi-asumsi yang ada, politik sebagai kewajiban mempunyai hak diantaranya yaitu: ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum, mengkritik dan membangun roda pemerintahan.

Mungkin kita semua risau dengan tingkah laku para politisi obralan yang semena-mena menjadikanan sepakbola sebagai sarana dan alat untuk memanen keuntungan politik dan menghabisi tradisi sepak bola. Partai politik beserta pendukungnya seperti tim sepak bola dengan suporternya. Dimana harga diri, fanatisme dan totalitas sama-sama dikedepankan untuk menjadi dominan. Beda-beda tipis jadi kita harus tetap hati-hati dalam melangkah. Ini kita bukan bicara politik dalam ranah akademis.

Toh dewasa ini politik yang masuk dalam sepak bola, namun tak pernah memperjuangkan arti sepak bola yang sesungguhnya. Tak ada kata ampun setelah politik menkontaminasi permainan sikulit bundar ini. Buktinya, campur tangan politik justru menjerumuskan sepak bola kita kebawah titik nadir yang semakin tak berkutik dibuatnya. Kesemrawutan yang timbul semakin menjadi-jadi, ya itu karena kekuasaan golongan yang tak pernah berhenti ingin mencederai.

NO POLITICA!!
Dimulai dari tribun kami, ya tribun selatan yang menjadi kebanggan. Mari kita bersama-sama berteriak melawan dan mengibarkan bendera kebebasan dari politik yang kotor. Teriakan dan kibaran bendera, semoga menjadi simbol semangat yang suci untuk kebangkitan klub dalam
perjalanannya. Sadarlah bahwa peran sebagai suporter untuk mendukung dan terus mendukung tim kebanggaan. Totalitas suporter tak serta merta terus mencampuri urusan tim lebih dalam. Sleman, sekarang sudah banyak remaja yang pergi ke stadion untuk mendukung klub kebanggannya. Mungkin mereka sedang belajar untuk mencintai klub daerahnya. Mungkin mereka datang ke stadion untuk benar-benar ingin mendukung dengan caranya dan pandangnya masing-masing. Namun tahukah kalian bahwasnya ada banyak politik di stadion, mungkin indikasi itu tanpa terkecuali ada di Sleman.

Sepakbola Sleman memang telah jadi agama bagi umatnya. Sebagai sebuah agama tetunya nilai rasa lah yang dikedepankan. Tak ada motif untuk berdosa ketika sudah berada ditempat ibadah. Tempat dimana kita harus benar-benar khusyuk dalam menjalakan ibadah. Kadangkala, kita harus paham bahwa untuk beribadah tidak bisa menggunakan pendekatan perspektif logika. Agama ya agama dengan segala sudut pandang umatnya, terserah mereka akan beribadah dengan cara seperti apa. Ya, yang paling penting agama itu tidak memaksa. Agama tak menuntut akan jumlah umatnya, namun kualitas yang utama. Kesimpulannya ketika agama dijadikan komoditi atau kepentingan politik, tentu umatnya akan merasa marah besar. Politik dalam sepak bola, sangat parah memang. Mereka mencederai nilai yang dijunjung tinggi dalam sepak bola yaitu, sportifitas.

Mengawali dari tribun kami untuk kesadaran sepak bola Sleman sendiri. Tak usah muluk-muluk untuk menghilangkan politik dalam sepak bola dunia. Mari kita urusi rumah tangga sendiri dan mudah-mudahan bisa menjadi contoh rumah tangga orang lain, itu bonus! Mulai sekarang kita harus sama-sama sadar sebelum berangkat ke stadion, hal selain suara, giant flag, koreo dan lain-lain yang harus dipersiapkan yaitu mental untuk memerangi  kepentingan politik. Tak usah hitung-hitungan ketika PSS Sleman kalah maupun menang, tugas kami, ya mendukung, bukan bersembunyi di balik kepentingan.Ketika juara, pemain memang berhak dengan segala rewards, namun bagi kami bisa mendampingi klub saat terpuruk dan susah adalah sebuah kehormatan. Terhormat dengan segala kekurangan akan membuat kita bercermin apa itu arti sepak bola sesungguhnya.

Mari kita bersama-sama merapatkan barisan dari tribun selatan untuk kesadaran individu-individunya. Sepak bola akan menjadi lebih indah dengan suporter yang benar-benar mencintai tim kebanggaanya. Sepak bola adalah permainan bola kaki, bukan permainan para elit yang tak tahu diri. Mari kawan-kawan busungkan dada kalian, untuk katakan tidak pada politik dalam tribun kami. Tribun kehormatan yang memang untuk mereka yang berada dilapangan. Bukan untuk mereka yang ingin kursi kenyamanan.

Buanglah politik pada tempatnya!!

http://hidupjayaweb.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar