SLEMAN - Kelompok suporter PSS Sleman, Slemania, tak ingin ada dua tim
besar di Kabupaten Sleman. Skuad berjuluk Elang Jawa yang selama ini
menjadi kebanggaan diinginkan tetap menjadi pemersatu dan perseroan yang
membawahinya, yaitu PT. Putra Sleman Sembada (PSS) harus dibenahi.
Ketua Umum Slemania, Lilik Yulianto mengatakan, pihaknya tak ingin ada muncul tim lain yang ikut kompetisi bergengsi Liga Indonesia. Sebab, wacana ini timbul karena tim kecil yang bertugas membenahi PSS tak diajak berdialog dengan PT. PSS. Terutama dalam penunjukkan posisi manajer yang mendadak belum lama ini.
"Kita tidak ingin lah ada dua klub profesional di Sleman. PSS harus menjadi satu-satunya. Penunjukkan manajer oleh PT. PSS juga tidak mengajak rembugan dengan tim kecil. Ini namanya kemunduran bukan kemajuan untuk memperbaiki PSS,"kata dia, Sabtu (20/12).
Dengan masih tidak adanya transparansi dari PT. PSS ini, pihaknya pun meragukan kinerja manajemen PSS yang baru. Untuk itu, perseroan tersebut harus segera didesak agar bisa lebih terbuka. "PT. PSS didesak untuk terbuka. Tim PSS ini harus diselamatkan," tuturnya.
Berita mengenai PT. PSS Telikung Tim Kecil:
SLEMAN - Keputusan PT. Putra Sleman Sembada (PSS) menunjuk Haru Setyawan menjadi manajer tim PSS Sleman direspons beragam. PT. PSS dinilai telikung tugas Tim Kecil yang telah ditunjuk untuk membenahi skuad Elang Jawa dalam menghadapi Divisi Utama 2015.
Penunjukan posisi manajer tim yang mendadak ini pun dirasakan oleh sesepuh sepak bola Sleman, termasuk salah satu anggota Tim Kecil yang bertugas membenahi PSS, Sukidi Cakrasuwignya. Meski demikian, menurut pria yang akrab disapa Mbah Kidi ini, dirinya tak bisa memberikan komentar banyak. "Kalau tanggapan saya, no comment," katanya.
Lanjut Mbah Kidi, dirinya sudah berulang kali memberikan penjabaran bagaimana prosedur pembenahan tim kebanggaan warga Sleman ini. Yang pertama, membenahi terlebih dahulu dapur besar tim, yaitu PT PSS. Setelah dilakukan, baru kemudian memikirkan langkah ke depan tim.
Seperti menunjuk manajer tim, pelatih, maupun seleksi pemain. Tim Kecil yang sebelumnya telah dipercaya untuk membenahi skuad ini dalam penunjukan manajer tersebut sama sekali tak dilibatkan.
"Biarlah masyarakat Sleman yang menilai. Kita itu tidak dicawe-cawe (diajak untuk menunjuk manajer). Ingin kita kan, PSS ini tidak sekadar bagus tapi bisa lebih baik dari kemarin. Yang terkena tragedi 26 Oktober itu (sepak bola gajah). Ini saya sebagai masyarakat Sleman, orang bola, dan katanya sebagai sesepuh, dituakan," kata manajer PSS di musim 1999, saat skuad ini promosi ke Divisi Utama.
Tim Kecil pun saat ini baru dalam proses mendekati PT. PSS. Salah satunya, 88 tim di bawah Pengcab PSSI Sleman yang merupakan pemilik asli PSS ini telah membentuk sebuah perseroan yang juga akan dimasukkan ke PT PSS. "Sekarang kan baru dalam proses," katanya.
Berita mengenai PT. PSS Harus Transparan Kelola Elang Jawa:
SLEMAN - PT. Putra Sleman Sembada (PSS) harus transparan kelola Elang Jawa --sebutan PSS Sleman. Sebab, selain selama ini PT PSS tertutup, juga hal tersebut dibutuhkan untuk menyusun skuad yang akan dilakukan oleh tim kecil untuk mengikuti kompetisi Divisi Utama musim 2015 nanti.
Sesepuh sepak bola Sleman sekaligus anggota dari tim kecil ini, Sukidi Cakrasuwignya mengatakan, selama ini PT PSS tertutup dalam mengelola tim kebanggaan warga Sleman ini. Baik dari pendapatan dari penjualan tiket, atau pun pengeluarannya.
''Selama ini kan mereka (PT PSS) tertutup. Kita tidak tahu bagaimana pengelolaan tim ini. Jadi, kita
meminta agar semuanya dibuka,''kata dia, Selasa (2/12).
Agar nantinya, tim kecil dalam membentuk PSS yang baru bisa lebih mudah. Menghadapi permasalahan selama menjalani kompetisi Liga Indonesia. ''Nanti PT PSS juga akan kita ajak untuk berdialog, bersama stakeholder-stakeholder lainnya untuk membahas ini,''ujarnya.
Namun dalam pertemuannya nanti, sampai kini masih belum bisa ditentukan jadwalnya. Sebab, menurutnya, sekaligus menunggu dari PT. Liga Indonesia, bagaimana regulasi kompetisi yang akan dijalankan untuk 2015 mendatang.''Kita juga tunggu dari PT Liga Indonesia, regulasinya seperti apa,''tuturnya.
Tertutupnya PT PSS selama ini, juga memang diakui oleh suporter tim, dari kelompok Slemania. Menurut Plt Ketua Umumnya, Lilik Yulianto, perseroan tersebut juga tidak secara terbuka dalam pengelolaan keuangannya. Apalagi, juga sangat minim, pihak suporter dilibatkan dalam kepengurusan.
Lanjut Lilik, untuk kepengurusan selanjutnya, diharapkan bisa lebih baik lagi. Termasuk dalam membuka setiap uang yang masuk maupun keluar.''Harus ada transparansi, terutama yang pasti dalam keuangannya. Kita kan selama ini tidak tahu. Dan selanjutnya juga ada unsur suporter yang dilibatkan,''ujarnya.
Ketua Umum Slemania, Lilik Yulianto mengatakan, pihaknya tak ingin ada muncul tim lain yang ikut kompetisi bergengsi Liga Indonesia. Sebab, wacana ini timbul karena tim kecil yang bertugas membenahi PSS tak diajak berdialog dengan PT. PSS. Terutama dalam penunjukkan posisi manajer yang mendadak belum lama ini.
"Kita tidak ingin lah ada dua klub profesional di Sleman. PSS harus menjadi satu-satunya. Penunjukkan manajer oleh PT. PSS juga tidak mengajak rembugan dengan tim kecil. Ini namanya kemunduran bukan kemajuan untuk memperbaiki PSS,"kata dia, Sabtu (20/12).
Dengan masih tidak adanya transparansi dari PT. PSS ini, pihaknya pun meragukan kinerja manajemen PSS yang baru. Untuk itu, perseroan tersebut harus segera didesak agar bisa lebih terbuka. "PT. PSS didesak untuk terbuka. Tim PSS ini harus diselamatkan," tuturnya.
Berita mengenai PT. PSS Telikung Tim Kecil:
SLEMAN - Keputusan PT. Putra Sleman Sembada (PSS) menunjuk Haru Setyawan menjadi manajer tim PSS Sleman direspons beragam. PT. PSS dinilai telikung tugas Tim Kecil yang telah ditunjuk untuk membenahi skuad Elang Jawa dalam menghadapi Divisi Utama 2015.
Penunjukan posisi manajer tim yang mendadak ini pun dirasakan oleh sesepuh sepak bola Sleman, termasuk salah satu anggota Tim Kecil yang bertugas membenahi PSS, Sukidi Cakrasuwignya. Meski demikian, menurut pria yang akrab disapa Mbah Kidi ini, dirinya tak bisa memberikan komentar banyak. "Kalau tanggapan saya, no comment," katanya.
Lanjut Mbah Kidi, dirinya sudah berulang kali memberikan penjabaran bagaimana prosedur pembenahan tim kebanggaan warga Sleman ini. Yang pertama, membenahi terlebih dahulu dapur besar tim, yaitu PT PSS. Setelah dilakukan, baru kemudian memikirkan langkah ke depan tim.
Seperti menunjuk manajer tim, pelatih, maupun seleksi pemain. Tim Kecil yang sebelumnya telah dipercaya untuk membenahi skuad ini dalam penunjukan manajer tersebut sama sekali tak dilibatkan.
"Biarlah masyarakat Sleman yang menilai. Kita itu tidak dicawe-cawe (diajak untuk menunjuk manajer). Ingin kita kan, PSS ini tidak sekadar bagus tapi bisa lebih baik dari kemarin. Yang terkena tragedi 26 Oktober itu (sepak bola gajah). Ini saya sebagai masyarakat Sleman, orang bola, dan katanya sebagai sesepuh, dituakan," kata manajer PSS di musim 1999, saat skuad ini promosi ke Divisi Utama.
Tim Kecil pun saat ini baru dalam proses mendekati PT. PSS. Salah satunya, 88 tim di bawah Pengcab PSSI Sleman yang merupakan pemilik asli PSS ini telah membentuk sebuah perseroan yang juga akan dimasukkan ke PT PSS. "Sekarang kan baru dalam proses," katanya.
Berita mengenai PT. PSS Harus Transparan Kelola Elang Jawa:
SLEMAN - PT. Putra Sleman Sembada (PSS) harus transparan kelola Elang Jawa --sebutan PSS Sleman. Sebab, selain selama ini PT PSS tertutup, juga hal tersebut dibutuhkan untuk menyusun skuad yang akan dilakukan oleh tim kecil untuk mengikuti kompetisi Divisi Utama musim 2015 nanti.
Sesepuh sepak bola Sleman sekaligus anggota dari tim kecil ini, Sukidi Cakrasuwignya mengatakan, selama ini PT PSS tertutup dalam mengelola tim kebanggaan warga Sleman ini. Baik dari pendapatan dari penjualan tiket, atau pun pengeluarannya.
''Selama ini kan mereka (PT PSS) tertutup. Kita tidak tahu bagaimana pengelolaan tim ini. Jadi, kita
meminta agar semuanya dibuka,''kata dia, Selasa (2/12).
Agar nantinya, tim kecil dalam membentuk PSS yang baru bisa lebih mudah. Menghadapi permasalahan selama menjalani kompetisi Liga Indonesia. ''Nanti PT PSS juga akan kita ajak untuk berdialog, bersama stakeholder-stakeholder lainnya untuk membahas ini,''ujarnya.
Namun dalam pertemuannya nanti, sampai kini masih belum bisa ditentukan jadwalnya. Sebab, menurutnya, sekaligus menunggu dari PT. Liga Indonesia, bagaimana regulasi kompetisi yang akan dijalankan untuk 2015 mendatang.''Kita juga tunggu dari PT Liga Indonesia, regulasinya seperti apa,''tuturnya.
Tertutupnya PT PSS selama ini, juga memang diakui oleh suporter tim, dari kelompok Slemania. Menurut Plt Ketua Umumnya, Lilik Yulianto, perseroan tersebut juga tidak secara terbuka dalam pengelolaan keuangannya. Apalagi, juga sangat minim, pihak suporter dilibatkan dalam kepengurusan.
Lanjut Lilik, untuk kepengurusan selanjutnya, diharapkan bisa lebih baik lagi. Termasuk dalam membuka setiap uang yang masuk maupun keluar.''Harus ada transparansi, terutama yang pasti dalam keuangannya. Kita kan selama ini tidak tahu. Dan selanjutnya juga ada unsur suporter yang dilibatkan,''ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar